Penjaskes Kelas 12
Peraturan dan Teknik Tolak Peluru
Kukemo.com Penjaskes Kelas 12 – Peraturan dan Teknik Tolak Peluru
Peraturan dan Teknik Tolak Peluru – Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru dilakukan tidak dilempar akan tetapi ditolak atau didorong. Hal ini sesuai pula dengan peraturan, bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan.
Tolak peluru merupakan suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
a. Peraturan Tolak Peluru
1) Sarana dan Prasarana
a) Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10 cm; dan tebalnya 11,4 cm.
b) Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg.
c) Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa paku.
2) Peraturan Tolak Peluru
Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal, jika:
a) menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran;
b) keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah;
c) peluru jatuh di luar sektor lingkaran;
d) berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan;
e) peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala;
f) dipanggil sudah 2 menit belum melempar;
g) peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan.
3) Juri Tolak Peluru
Untuk menentukan pemenang perlu adanya juri untuk memutuskan pemenangnya. Kemampuan wasit harus meyakinkan, serta penguasaan peraturan perlombaan dan pertandingan akan menunjang kelancaran jalannya perlombaan dalam tolak peluru. Wasit atau juri dalam perlombaan tolak peluru berjumlah 3 orang, yaitu juri 1, juri 2, dan juri 3. Setiap juri memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda. Berikut tugas dan wewenang setiap juri.
a) Juri 1
Mengawasi tangan dan kesalahan kaki yang terjadi pada sisi dekat dengannya. Juri 1 juga bertugas memanggil peserta dan mengukur hasilnya.
b) Juri 2
Berkenaan dengan kesalahan kaki yang terjadi pada bagian atas papan penahan dan lingkaran-lempar pada sisi papan penahan. Juri 2 memegang bendera untuk memutuskan bahwa lemparan tersebut sah atau tidak.
c) Juri 3
Bertugas untuk menentukan tempat jatuhnya peluru. Ia akan menancapkan paku atau bendera kecil tempat peluru tersebut jatuh. Bagi peserta yang menggunakan tangan kidal, tentu wasit harus berubah menyesuaikan posisinya.
b. Teknik Melakukan Tolak Peluru
Gaya yang sering digunakan dalam tolak peluru, yaitu gaya lama atau gaya ortodoks dan gaya baru atau gaya O’Brian. Apabila terdapat gaya lain, itu hanya merupakan variasi dari kedua gaya tersebut. Tujuan dalam tolak peluru merupakan menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh jarak yang optimal. Untuk mencapai tolakan yang jauh, seorang atlet harus memahami dan menguasai teknik tolak peluru.
Teknik tolak peluru terdiri atas empat tahapan, yaitu: cara memegang peluru, sikap badan saat akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru.
Rangkaian Gerakan Tolak Peluru |
1) Cara Memegang dan Meletakkan Peluru
Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari-jari tangan. Jari-jari tangan direnggangkan. Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/menahan peluru bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar. Setelah peluru dipegang dengan baik, letakkan pada bahu dan menempel pada leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan.
2) Sikap Badan Saat Akan Menolakkan Peluru
Berdiri menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar. Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke samping kanan.
Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas.
3) Cara Menolakkan Peluru
Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke arah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut di dorong ke depan agak ke atas hingga dada terbuka menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan tertuju ke arah tolakan.
Saat tubuh menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan mendorong seluruh badan ke atas serong ke depan.
4) Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan, secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri (kaki depan), dengan lutut agak dibengkokkan.
c. Hal-hal yang Harus Dihindari dan Diutamakan
Dalam tolak peluru, terdapat beberapa peraturan atau hal-hal yang harus dihindari dan diutamakan.
Hal-hal yang harus dihindari dalam tolak peluru merupakan sebagai berikut.
a) Sikap awal yang tidak seimbang.
b) Saat menolakkan peluru tidak disertai dengan gerakan melompat.
c) Mengangkat tubuh terlalu tinggi saat meluncur.
d) Tarikan kaki kanan tidak jauh.
e) Gerakan kaki kiri terlalu ke arah samping kiri.
f) Terlalu cepat menegakkan badan.
g) Mendarat dengan badan menghadap ke samping.
Hal-hal yang harus diutamakan dalam tolak peluru merupakan sebagai berikut.
a) Kaki kiri selalu rendah.
b) Lakukan gerakan kaki yang seimbang sempurna dengan kaki kiri mendorong ke belakang.
c) Seluruh badan rileks.
d) Usahakan gerakan yang cepat dan menjangkau jauh dari kaki kanan.
e) Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur peluru.
f) Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang sejauh mungkin.
g) Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.
h) Tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri untuk menjaga keseimbangan badan.
Demikianlah Penjelasan Peraturan dan Teknik Tolak Peluru, semoga bermanfaat.
Sumber:unpedia.blogspot.com
Kukemo Education/caption]
Email Subscribe For Daily Informaion From Us.
Posting Komentar