24 C
id

Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal

Kukemo.com Sosiologi Kelas 11 – Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal. #Sosiologi_Kelas_11 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal – Secara vertikal, masyarakat Indonesia yang multikultural dapat dilihat dari ciri-ciri yang didasarkan pada kriteria ekonomi pada zaman industri modern dan kriteria feodal.



a. Berdasarkan Kriteria Ekonomi pada Zaman Industri Modern

Pada masa sekarang ini, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, namun juga ditentukan oleh aspek lain seperti aspek profesionalitas seseorang. Karena pada zaman industri modern ini, hal yang lebih dikedepankan merupakan penghargaan terhadap prestasi dan kreativitas seseorang dalam bidangnya yang dapat memberikan kontribusi yang berarti pada tempat ia bekerja. Sehingga, kriteria kepandaian atau kepemilikan modal saja belum cukup untuk dipakai sebagai pedoman dalam pengelompokan masyarakat. Pengelompokan masyarakat pada zaman industri modern ini lebih mengarah pada aspek profesionalitas.

b. Berdasarkan Kriteria Feodal

Secara umum, pembagian masyarakat berdasarkan kriteria ini merupakan masyarakat yang masih menggunakan sistem kerajaan. Di antaranya merupakan Surakarta, Jogjakarta, Aceh, Kutai Banjar, Cirebon, dan lain sebagainya.

Ada beberapa pola dasar masyarakat feodal, yaitu sebagai berikut.

1) Raja dan kaum bangsawan yang merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati oleh warganya karena memiliki hak istimewa (privelese).
2) Terdapat lapisan utama, yaitu raja dan kaum bangsawan, serta lapisan di bawahnya, yaitu rakyatnya.
3) Adanya pola ketergantungan, di mana kaum feodal (raja dan kaum bangsawan) sebagai tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus selalu menghamba dan berada pada pihak yang selalu dirugikan.
4) Terdapat pola hubungan yang diskriminatif, di mana kaum feodal bebas memperlakukan rakyatnya dengan sewenang-wenang.
5) Sistem stratifikasi tertutup pada golongan bawah.

c. Berdasarkan Kriteria pada Masa Kolonial Belanda

Masyarakat di Indonesia pada masa penjajahan dibagi ke dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan ras. Dan hal itu juga berpengaruh pada kesempatan di dalam kehidupan ekonomi. Misalnya yang boleh menjadi pedagang besar hanyalah golongan teratas, sedangkan golongan yang paling bawah hanya boleh menjadi pedagang kecil. Lapisan tersebut dapat anda lihat pada bagan di samping.

d. Berdasarkan Kriteria pada Zaman Pendudukan Jepang

Pada masa ini, Jepang menempatkan golongannya pada strata paling atas. Berikutnya merupakan Bumiputera, sedangkan Cina dan Eropa berada pada lapisan terbawah. Hal ini dimakasudkan untuk menarik simpati warga Bumiputera agar mendukung Perang Asia Timur Raya. Pelapisan tersebut dapat anda lihat pada bagan di samping.

e. Berdasarkan Kriteria Pertanian

Dalam masyarakat pertanian, pengelompokan masyarakat menggunakan kriteria kepemilikan tanah. Biasanya golongan teratas ditempati oleh pembuka tanah (cikal bakal). Kelompok ini dan keturunannya dianggap sebagai golongan elit oleh masyarakat. Lapisan berikutnya ditempati oleh kelompok orang-orang kaya dan memiliki tanah banyak. Kelompok ini disebut dengan kuli kenceng.

Kemudian lapisan berikutnya ditempati kelompok yang memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya untuk konsumsi sendiri. Kelompok ini disebut dengan kuli kendho. Dan lapisan paling bawah ditempati kelompok orang yang tidak memiliki tanah, namun tetap bekerja di sektor pertanian yang disebut buruh tani. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat pada bagan di samping. Selain kriteria di atas, berikut ini mari kita bersama-sama mempelajari berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat dilihat dari beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai gambaran untuk memudahkanmu dalam memahami berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

a. Stratifikasi Sosial Masyarakat Aceh

Ada dua sistem penggolongan masyarakat Aceh yang dianut,
yaitu sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.
1) Sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Aceh dikelompokkan sebagai berikut.
a) Golongan raja atau datuk.
b) Golongan uleebalang atau hulubalang.
c) Golongan ulama, termasuk kadhi dan imam.
d) Golongan rakyat biasa.

2) Setelah Indonesia merdeka, masyarakat Aceh dikelompokkan sebagai berikut.
a) Golongan penguasa dan pegawai negeri.
b) Golongan ulama (imam dan kadhi).
c) Golongan hartawan (pedagang besar, pemiliki kebun atau sawah yang luas, dan peternak kaya).
d) Golongan rakyat biasa (nelayan, buruh, petani, dan pegawai rendahan).

b. Stratifikasi Sosial Masyarakat Minangkabau

Stratifikasi sosial pada masyarakat Minangkabau dikelompokkan secara vertikal dan keaslian.

1) Secara Vertikal
Secara vertikal, masyarakat Minangkabau dapat kita kelompokkan atas golongan ninik mamak dan kemenakan.

a) Golongan ninik mamak merupakan semua mamak-mamak rumah yang bergelar datuk dan bertugas sebagai penghulu. Mereka memegang kekuasaan untuk mengatur anak kemenakannya. Golongan yang setingkat dengan golongan ini merupakan golongan cerdik pandai dan alim ulama.

b) Golongan kemenakan merupakan golongan yang harus patuh kepada mamak-mamak mereka di dalam pengaturan negari. Semua anggota keluarga yang tidak menjabat sebagai penghulu atau mamak kepala waris dalam kaum, dan mamak tunganai di rumah tangga disebut sebagai kemenakan.

2) Secara Keaslian
Menurut sifat keasliannya, masyarakat Minangkabau dikelompokkan atas urang asa, kemenakan tali pariuak, kemenakan tali budi, kemenakan tali ameh, dan kemenakan bawah lutuik.

a) Urang asa (orang asal) merupakan keluarga yang mula-mula datang ke tempat tertentu. Keluarga tersebut kemudian dianggap sebagai bangsawan dan menduduki stratifikasi tertinggi.
b) Kemenakan tali periuk merupakan orang-orang yang merupakan keturunan langsung dari urang asa.
c) Kemenakan tali budi merupakan keluarga-keluarga yang datang ke wilayah urang asa. Tetapi karena kedudukan dari tempat asal cukup tinggi dan dapat membeli tanah yang cukup luas dari urang asa, kedudukan mereka sederajat dengan keluarga urang asa.
d) Kemenakan tali ameh merupakan para pendatang baru yang kemudian mencari hubungan dengan urang asa melalui perkawinan. Namun demikian, mereka kemudian tidak bergantung lagi kepada urang asa.
e) Kemenakan bawah lutuik merupakan orang-orang yang hidupnya menghamba kepada urang asa dan tergantung kepadanya.

c. Stratifikasi Sosial Masyarakat Sunda

Masyarakat Sunda dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu menak dan cacah atau somah.

1) Golongan menak merupakan golongan keturunan raden dan golongan yang karena sesuatu hal menjadi pegawai negeri yang kemudian disebut priyayi dan dianggap mempunyai tingkatan tertinggi di mata masyarakat.
2) Golongan cacah atau somah merupakan golongan yang terdiri dari pedagang, buruh, petani, dan rakyat jelata.

d. Stratifikasi Sosial Masyarakat Manggarai

Masyarakat Manggarai dikelompokkan ke dalam golongan kraeng, ataleke, dan aziana.

1) Kraeng, merupakan golongan atas yang terdiri dari para bangsawan.
2) Ataleke, merupakan golongan menengah yang terdiri dari petani, pedagang dan tukang.
3) Azi ana (budak), merupakan golongan bawah yang terdiri dari orang-orang yang tertangkap di waktu perang, orang-orang berutang dan tidak sanggup membayar, serta orang orang yang dijatuhi hukuman karena melanggar adat.

Demikianlah Materi Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal, semoga bermanfaat.

Sumber:unpedia.blogspot.com

Kukemo Education Kukemo Education/caption]

Email Subscribe For Daily Informaion From Us.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
Hobi Nulis
Hobi Nulis 6 Nasihat Penting untuk Pengusaha Baru yang Ingin Meluncurkan Bisnis:
1. Berkonsentrasilah pada salah satu dari banyak peluang bisnis.
2. Kejarlah hal-hal yang membuatmu bahagia.
3. Pelajari semua yang perlu diketahui tentang perusahaan Anda...
4. Selalu bersemangat untuk mengambil keterampilan baru dari orang lain...
5. Sederhanakan hidupmu.
6. Dapatkan hikmah dari kesalahan masa lalu.
Jago Bisnis
Belajar Usaha
Bisa Dagang
Jago Menulis
Jago Desain
Belajar Bisnis
Berita Gorontalo

Posting Komentar

Ads Single Post 4