Antropologi Kelas 12
Penjelasan Konsep Agama dan Religi
Kukemo.com Antropologi Kelas 12 – Penjelasan Konsep Agama dan Religi
Penjelasan Konsep Agama dan Religi – Setiap manusia tentu memiliki agama tentu juga anda, kita sudah terbiasa mengikuti dan menjalankan agama yang dianut. Namun apakah agama itu.
1. Konsep Agama
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui definisi mengenai agama. Definisi agama ada bermacam-macam, tergantung sudut pandang yang dipergunakannya. Geertz, seorang antropolog Amerika mengatakan bahwa agama merupakan sebuah sistem simbol, sarana yang dipakai untuk membangun suasana hati dan motivasi yang kuat dan tahan lama di dalam diri manusia, rumusan konsepsi tatanan kehidupan, konsepsi suatu aura faktual, dan sarana untuk membuat suasana hati dan motivasi tampak realistik secara unik. Ia selanjutnya mengatakan bahwa agama merupakan suatu sistem kultur.
Adapun Edward Burnett Tylor mengatakan bahwa agama merupakan kepercayaan pada makhluk-makhluk spiritual. Lebih lanjut dikatakannya bahwa agama merupakan budaya primitif. Menurutnya, tahap awal agama merupakan kepercayaan animisme, yakni alam memiliki jiwa. Pemujaan terhadap orang mati, pemujaan kepada para leluhur atau nenek moyang.
Sementara itu, Durkheim mengatakan bahwa agama merupakan hal yang berkenaan dengan yang sakral dengan yang sosial. Hal yang paling elementer di dalam agama merupakan totemisme. Totem merupakan objek penyembahan, tetapi bukan dewa. Totem tidak menimbulkan ketakutan atau kehormatan, bahkan secara primitif tidak didiami oleh roh.
Namun, totem memiliki sifat sosial. Totem merupakan simbol suatu suku bangsa. Berlainan dengan Freud dan Marx, dikatakannya bahwa agama merupakan kepercayaan kepada para dewa. Evan Pritchard dan Geertz mengatakan bahwa agama merupakan hubungan yang tepat dengan wilayah mistik yang terletak di balik dan di luar kehidupan biasa. Dikutip dari Antropolog Haviland, agama merupakan kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh manusia untuk menangani masalah-masalah penting yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan teknologi dan teknik organisasi sehingga akhirnya berpaling kepada manipulasi makhluk dan kekuatan supranatural.
2. Ciri Agama
Para ahli memang memiliki definisi sendiri-sendiri tentang agama. Bahkan anda pun bisa memberikan definisi tentang agama. Sebagai panduan, anda bisa mengenali ciri-ciri sebuah agama dari hal-hal sebagai berikut.
Pertama, terdiri atas ritual.
Kedua, ada doa, nyanyian, tarian, sesaji, dan kurban.
Ketiga, ada usaha manusia untuk memanipulasi makhluk dan kekuatan supernatural untuk kepentingannya sendiri; seperti dewa, dewi, arwah leluhur, roh, kekuatan impersonal. Keempat, ada orang tertentu yang memiliki pengetahuan khusus untuk berhubungan dengan makhluk dan kekuatan gaib.
Menurut Daniel Lerner, cepat atau lambat masyarakat akan menuju pada kehidupan modern. Penyebab hal tersebut diperkirakan oleh media massa yang dengan mudah mempengaruhi manusia berubah dari masyarakat tradisional menuju modern. Mannhardt mengatakan bahwa bentuk mitologi lebih sederhana merupakan ritus-ritus dan kepercayaan para petani seperti hantu-hantu tanaman, rohroh gandum, dan roh-roh pepohonan.
Ada dua jenis agama yang ada di muka bumi ini. Kedua jenis agama tersebut merupakan agama bumi dan agama wahyu.
a. Agama Bumi
Agama bumi tidak mengenal surga dan neraka, yang ada hanyalah hidup dan mati. Nirwana pun hanya ada dalam kehidupan. R.M. Lowie mengatakan bahwa agama primitif dipengaruhi dan ditentukan bentuknya oleh kesadaran tentang adanya hal yang misterius, supernatural, dan sesuatu yang luar biasa.
Di dalam agama primitif, terdapat ritual magis yang secara psikologis berkaitan dengan peristiwa kerasukan, memercayai kekuatan supranatural mampu mengubah dunia.
b. Agama Wahyu
E.E. Evans Pritchard mengatakan bahwa awal munculnya agama merupakan dari Tuhan bersamaan dengan diciptakannya manusia pertama yang juga bertindak selaku nabi, yaitu Adam. Dikutip dari Pritchard, yang disebut dengan wahyu bukanlah suatu khayalan atau imajinasi, atau bahkan intuisi.
Wahyu merupakan firman Tuhan tentang diri-Nya, ciptaan-Nya, relasi antara keduanya, serta jalan menuju keselamatan yang disampaikan Nabi dan Rasul pilihan-Nya direpresentasikan melalui kata-kata dan disampaikan kepada Nabi kepada umat manusia melalui bentuk bahasa yang bersifat baru, mudah dipahami tanpa kerancuan (confusion) dengan subjektivitas dan inagurasi kognitif pemikiran Nabi.
Dikutip dari van Baal, wahyu merupakan sesuatu yang datang dari Tuhan atau dari dewa-dewa, jadi hal yang tidak dapat dijangkau oleh daya pikir manusia.
Sementara itu, religi memiliki pengertian yang senada dengan agama. Dikutip dari J. van Baal, religi merupakan semua gagasan yang berkaitan dengan kenyataan yang tidak dapat ditentukan secara empiris dan semua gagasan tentang perbuatan yang bersifat dugaan semacam itu, dianggap benar. Dengan demikian, surga atau neraka dianggap benar adanya meski tidak dapat dibuktikan keberadaannya.
Religi itu merupakan sesuatu yang berkaitan dengan nilai susila yang agung. Religi itu memiliki nilai, dan bukannya sistem ilmu pengetahuan. Religi juga sesuatu yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan rasio. Religi menyangkut pula masalah yang dimiliki manusia. Religi sangat mempercayai adanya Tuhan, hukum kesusilaan, dan roh yang abadi.
Spencer mengatakan bahwa awal mula munculnya religi merupakan karena manusia sadar dan takut akan maut. Berikutnya terjadi evolusi menjadi lebih kompleks dan terjadi diferensiasi. Diferensiasi tersebut merupakan penyembahan kepada dewa; seperti dewa kejayaan, dewa kebijaksanaan, dewa perang, dewa pemelihara, dewi kecantikan, dewa maut, dan lain sebagainya.
Di dalam religi juga muncul yang disebut dengan Fetiyisme. De Brosess mengatakan bahwa fetiyisme merupakan pemujaan kepada binatang atau barang tak bernyawa yang dijadikan dewa. Sementara itu kepercayaan akan kekuatan suatu benda yang diciptakan oleh ahlinya disebut dengan Feitico atau azimat.
Orang-orang yang berlayar banyak yang mengenakan azimat ini agar dapat selamat kembali ke darat. Sumber penting di dalam religi merupakan adanya empat hal yang muncul yang berkaitan dengan perasaan; yakni takut, takjub, rasa syukur, dan masuk akal. Di dalam perkembangannya, animisme berubah menjadi politeisme, dan lalu berubah menjadi monoteisme.
Banyak istilah yang kemudian muncul berkenaan dengan adanya sistem religi. Istilah yang kerap muncul di dalam religi merupakan Tuhan, dewa, dewi, malaikat, roh, jin, iblis, setan, hantu, peri, raksasa, momok, roh, nyawa, orang mati, syamanisme, monoteisme, politeisme, ateisme, kesurupan, kerasukan, wahyu, pendeta, guru, nabi, pengkhotbah, dukun, ahli sihir, intuisi, pertanda, ramalan, animisme, totemisme, meditasi, puasa, mana, tabu, sakral, najis, kudus, duniawi, dan seterusnya. Jika dicermati, istilah-istilah tersebut memiliki hal yang agung, gaib, suci, menakutkan, dan tak kasat mata.
R.R. Marret mengatakan bahwa animisme bukan tahap awal suatu agama, melainkan pra-animisme. Pra-animisme; yakni animatisme. Dikutip dari Marret, animatisme merupakan pengalaman tentang kekuatan yang impersonal; yaitu suatu kekuatan yang supranatural yang tinggal di dalam orang-orang tertentu, binatang tertentu, dan di dalam benda-benda yang tak berjiwa. Kekuatan tersebut dapat berpindah. Kekuatan ini disebut dengan mana.
Orang-orang primitif memiliki perasaan bahwa ada sesuatu kekuatan gaib pada orang-orang dan benda-benda tertentu. Ada dan tidak adanya perasaan tersebut yang kemudian memisahkan antara yang suci (ukhrowi) dengan duniawi; dunia gaib dengan dunia sehari-hari. Dari hal tersebut muncul dengan yang dinamakan takwa. Dikutip dari Pritchard, takwa merupakan suatu gabungan dari rasa takut, damba, kagum, tertarik, hormat, bahkan mungkin cinta.
Spencer mengatakan bahwa religi muncul karena manusia sadar dan merasa takut akan adanya maut, berevolusi kepada yang lebih kompleks menjadi penyembahan terhadap dewa maut, dewa perang, dewi kecantikan, dewa laut, dan sebagainya. E.B. Tylor mengatakan bahwa bentuk religi yang tertua merupakan penyembahan kepada roh-roh yang merupakan personifikasi dari jiwa orang-orang yang telah meninggal, terutama nenek moyang.
Demikianlah penjelasan konsep agama dan religi selanjutnya baca juga penjelasan Teori-Teori Tentang Religi semoga bermanfaat.
Sumber:unpedia.blogspot.com
Kukemo Education/caption]
Email Subscribe For Daily Informaion From Us.
Posting Komentar